Sunday, August 1, 2010

Siswa Tua,,,,,tiada kata terlambat untuk belajar ^^


Halo...halo...
Hehehe....akhirnya nge-blog lagi deh setelah sekian lama,,,yihaaa!
Even ini copas dari note yang pernah mila buat di fb,,tapi tak apalah..heheh ^^
Cerita yang dimuat di bawah ini merupakan salah satu isah hikmah yang mila ambil dari buku cerita berjudul Mutiara Hikayat.

Pada mulanya as-Sakiki adalah seorang pandai besi. Pada suatu hari ia membuat sebuat tempat tinta mungil dari besi yang diberi tutup yang indah. Lalu ia menghadiahkan tempat tinta mungil tsb kepada raja yang berkuasa saat itu.

Ketika hadiah itu diserahkan, Sang Raja mengagumi hasil karya as-Sakiki, akan tetapi ia tidak terlalu mengelu0elukan atau menunjukkan simpatinya yang besar, seprti yang dibayangkan as-Sakiki sebelumnya. Besmaan dengan itu masuklah seorang laki-laki hendak bertemu dengan raja, sementara as-Sakiki masih berada di situ. Raja bangkit dari singgasananya menyambut laki2 itu dengan penuh hormat. Melhat itu, as-Sakiki bertanya siapakah gerangan laki2 itu? Ternyata laki2 itu adalah seorang ulama.

As-Sakiki berpikir dalam hatinya sekiranya ia tergolong ulama, tentu lebih mudah ia memperoleh kemuliaan dan penghargaan seperti yang ia inginkan. Seketika itu juga dia pun keluar lalu berangkat mencari ilmu. Padahal di waktu itu ia sudah berusia 30 tahun.
Pada suatu hari gurunya berkata kepadanya :
“ Barangkali engkau telah berada pada umur yang tak akan berguna lagi engkau belajar. Saya lihat, agaknya otakmu tidak membantumu lagi buat memperoleh ilmu”
Namun demikian, diajarkan juga kepadanya pelajaran seperti ini :
“ Syekh berkata, kulit anjing itu menjadi suci dengan cara disamak “

Kata2 itu diulangnya pada as-Sakiki. Namun besoknya ketika as-Sakiki datang dan diminta gurunya mengulangi pelajaran yang telah dibacakan kemarin, ternyata as-Sakiki mengatakan :
“ Anjing berkata : kulit syekh itu menjadi
suci dengan cara disamak”
sehingga para siswa yang lain pun terpingkal2 dibuatnya.

As-Sakiki putus asa dan kecil hati. Kemudian ia pun keluar, pergi ke hutan dan mendaki gunung, yang di sana ia menemukan sebuah batu karang yang keras. Tampaklah di sana ada lubang bekas tetesan air.
Dari pengalaman ini, ia berkesimpulan :
“ Hatiku tidaklah lebih keras dibanding batu karang ini, dan otakku tidaklah lebih beku daripadanya, kenapa mesti tak bisa ditembus oleh ilmu dan pelajaran?”

As-Sakiki balik lagi ke sekolah dengan tekadnya yang bulat, sehingga Allah pun akhirnya membukakan baginya pintu2 pengetahuan, dan memperoleh kemajuan melebihi semua orang pada zamannya.

Teman, tak ada kata terlambat untuk belajar bukan?
Bahkan orang yang sudah tua pun ingin tetap menuntut ilmu, apalagi kita yang masih muda ini, yang alhamdulilah masih diberikan Allah kemudahan dalam menyerap ilmu.
Tak ada yang tak bisa pelajari selagi kita mau berusaha..semangat!!

dikutip dari buku Mutiara Hikayat karya Saiful Hadi El-Sutha

 

Blog Template by YummyLolly.com